KotaTangerang – Menjelang puncak musim penghujan, kekhawatiran akan ancaman banjir di Kota Tangerang pun semakin meningkat. Menanggapi hal tersebut, Anggota DPRD Kota Tangerang dari Fraksi PKB, Tasril Jamal, berikan tanggapan terkait upaya penanggulangan banjir di wilayah tersebut.
Menurut Tasril, Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang tidak bisa hanya mengandalkan pengerukan saluran air secara insidental. Ia menekankan bahwa mitigasi banjir harus dilakukan secara terencana, sistematis, dan berkelanjutan. Pendekatan tersebut dinilai lebih efektif dalam mencegah terjadinya banjir besar saat curah hujan tinggi.
“Daerah resapan air harus dilindungi agar air hujan bisa terserap dengan baik,” ujar Tasril saat ditemui di Gedung DPRD Kota Tangerang, Kamis (12/12).
Ia menilai, Pemkot Tangerang perlu belajar dari peristiwa banjir sebelumnya. Titik-titik rawan banjir, seperti kawasan, Larangan taman asri, Ciledug indah, Karang Tengah, dan Periuk, seharusnya mendapat perhatian serius. Karena daerah langanan banjir.
Tasril menilai bahwa koordinasi lintas instansi merupakan kunci keberhasilan dalam upaya pengendalian banjir. Ia menghimbau Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), Dinas Lingkungan Hidup (DLH), serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangerang untuk lebih proaktif dalam bekerja sama.
Tasril juga meminta Walikota Tangerang untuk mengambil peran lebih besar dalam mengoordinasikan langkah-langkah mitigasi. Menurutnya, pemimpin daerah memiliki tanggung jawab untuk memastikan semua dinas terkait bekerja secara terpadu dan saling mendukung.
“Peran Walikota sangat penting. Jika koordinasi hanya dilakukan di tingkat dinas, hasilnya kurang maksimal. Walikota harus turun tangan langsung, memimpin rapat koordinasi secara berkala, dan memastikan target-target pengendalian banjir tercapai sebelum puncak musim hujan tiba,” ungkap Tasril.
Lebih lanjut, Tasril meminta agar pertemuan koordinasi dilakukan secara rutin, terutama menjelang musim penghujan. Ia menyarankan agar setiap dinas memiliki rencana aksi yang terukur dan berbasis data dari titik-titik rawan banjir.
Ia berharap bahwa Pemkot Tangerang dapat bergerak cepat sebelum puncak musim penghujan tiba. Sebab, jika langkah mitigasi hanya dilakukan setelah banjir melanda, maka kerugian ekonomi dan sosial yang ditanggung masyarakat akan jauh lebih besar.
“Upaya ini diharapkan dapat menciptakan sistem pengendalian banjir yang lebih efektif dan berkelanjutan, serta melindungi warga dari kerugian ekonomi dan sosial akibat banjir,” pungkasnya. (*)